Thursday, 1 November 2012

Petik Hikmah dari Duka KPJ Makassar

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Duka menyelimuti KPJ Makassar, seorang teman, sahabat, bahkan saudara kami Aswan “Oppo” Lanusu telah mendahului kita berpulang ke-Rahmatullah, pada tanggal 29 Oktober 2012 yang dengannya Allah SWT kembali mengingatkan kita akan firman-Nya :
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian”

dan memang sudah sepantasnyalah jika kita mengambil pelajaran dari peristiwa ini, paling tidak kita kembali mengingat bahwa kita pun akan berpulang kepada-Nya.

Saudara-saudaraku di KPJ Makassar

Hal terpenting yang mesti kita lakukan adalah mempersiapkan diri kita untuk menghadapi yang namanya kematian itu, yakni dengan memurnikan ibadah kita hanya kepada Allah SWT, dengan didasari cinta kepada-Nya, mengharap apa yang ada di sisi-Nya, serta tunduk dan takut akan kekuasaan dan kemurkaan-Nya. Untuk itu pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak kepada diri saya pribadi dan juga kepada saudara-saudaraku di KPJ Makassar, marilah kita mengoreksi amalan-amalan kita selama ini, sudah cukupkah untuk menghadapi pertanggungjawaban di akhirat? dan marilah kita fokuskan kepada satu amalan yang sangat agung yaitu sholat (lima waktu). Bagaimanakah sholat kita? Sudah benarkah seperti yang Rasulullah SAW tuntunkan? Masihkah kita sering meninggalkannya?
Rasulullah SAW bersabda :
أَوَّلُ مَايُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلاَتُهُ
“Yang pertama kali dihisab dari diri seorang hamba pada hari kiamat nanti adalah shalatnya”

Jika shalat kita baik maka baiklah seluruh amalan-amalan kita yang lain, karena berdasarkan firman Allah SWT :

 “sungguh shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”

Bahkan sholat juga adalah penghapus dosa-dosa kita sebagaimana gugurnya kotoran dari tubuh seseorang yang mandi lima kali dalam sehari.
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرِ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ
“Perumpamaan sholat lima waktu itu seperti sebuah sungai yang mengalir banyak (melimpah airnya) di dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian, ia mandi dari air sungai itu setiap harinya lima kali”

Saudara-saudaraku di KPJ Makassar

Selain dari amalan-amalan yang wajib seperti sholat, puasa, zakat dan lainnya, Islam juga mengajarkan kepada kita melalui Al-Qur’an dan Sunnah akan pentingnya menjaga hubungan sesama makhluk terlebih lagi hubungan dengan sesama manusia. Islam telah menentukan hak seorang muslim terhadap muslim lainnya :
          1.      Ucapkan salam bila berjumpa
          2.      Bila dia memanggilmu maka jawablah
          3.      Bila meminta nasihat maka nasihatilah
          4.      Bila dia bersin doakanlah
          5.      Jika dia sakit tengoklah
          6.      Jika dia mati antarkanlah
Islam adalah agama sempurna yang mengatur segalanya dengan aturan yang sempurna, bahkan kesempurnaan Islam bukanlah berasal dari pengakuan dan pandangan manusia tetapi Islam disempurnakan oleh yang Maha Sempurna, yang Maha Agung, yang tidak ada satupun di dunia ini yang setara dengan Dia, Pemilik dan Penguasa seluruh jagad raya, Allah SWT dalam sebuah ayat yang sangat mulia, yang diturunkan pada Haji Wada’ (Haji Terakhir) Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman :

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu Agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Ayat ini menjadi dalil akan terlarangnya kita mengada-adakan perkara di luar dari ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, dan hal itu diperkuat dengan adanya hadits Nabi SAW yang mengatakan :


تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ
“Saya telah meninggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya : Kitabullah dan dan Sunnah Nabi-Nya.”

Dan banyak lagi hadits yang menegaskan akan terlarangnya mengada-adakan perkara baru dalam agama.

Saudara-saudaraku di KPJ Makassar

Kepergian saudara kita Aswan “Oppo” Lanusu benar-benar sangat mengiris hati, bagaimana tidak teman yang hampir setiap saat bersama kita, beribu cerita telah terukir bersamanya, baik itu suka ataupun duka, kita bukan lagi sekedar teman biasa tapi kita sudah seperti saudara bahkan lebih dari itu, tapi kini beliau telah tiada, rasa kehilangan yang amat sangat terasa di dada kita semua, Aswan “Oppo” Lanusu, Semoga Allah SWT merahmatinya.
Kita semua sayang dan cinta pada saudara kita, karena itu sudah sepantasnyalah kita mengungkapkan rasa itu dan berharap saudara kita Aswan “Oppo” Lanusu pun tahu akan rasa sayang dan cinta kita kepadanya. Namun yang penting untuk kita perhatikan ungkapkanlah rasa itu dengan benar, yakni sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, sesuai tuntunan Islam yang sempurna.

Saudara-Saudaraku di KPJ Makassar

Al-Qur’an dan Sunnah tidak pernah mengajarkan kita untuk membuat perayaan di hari ke-3, ke-7, atau ke-40 setelah kepergian saudara-saudara kita yang muslim. Bahkan hal itu juga tidak pernah dicontohkan oleh manusia-manusia terbaik yang diakui oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
خَيْرُنَّسِ قَرْنِي , ثُمَّ الَّذِ ينَ يَلُوْنَهُمْ , ثُمَّ الَّذِ ينَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik Manusia adalah Generasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya”

Yang dimaksud “generasiku” adalah para Sahabat yang hidup bersama Nabi SAW dan meninggal dalam keadaan beragama Islam, kemudian setelahnya adalah murid-murid Sahabat yang di sebut Tabi’in, kemudian setelahnya adalah murid-murid Tabi’in yang disebut Tabi’ut Tabi’in. Merekalah manusia-manusia terbaik kata Rasulullah SAW, yang kecintaannya kepada Nabi SAW sangatlah besar bahkan jauh lebih besar dibandingkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW, namun bersamaan dengan itu tidak satu pun sejarah yang menceritakan mereka mengungkapkan rasa cintanya kepada Nabi SAW dengan mengadakan perayaan hari ke-3 dan seterusnya saat Rasulullah SAW wafat. Bahkan sebuah perayaan besar umat Islam di Indonesia yang sudah menjadi tradisi tahunan yakni merayakan Maulid (Hari Ulang Tahun) Nabi SAW sudah sangat jauh menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah ditambah lagi para Sahabat atau tiga generasi terbaik juga tidak pernah melakukannya.

“Laukana Khairan Lasabaquuna Alaih”
Sekiranya amalan itu baik maka tentu para sahabatlah yang akan melakukannya jauh sebelum kita.

Berhati-hatilah dengan ungkapan cinta yang salah, yang sekiranya mengharapkan pahala dari Allah SWT justru malah mendapatkan dosa yang ancamannya adalah neraka.

Saudara-saudaraku di KPJ Makassar

إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمِ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ , أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ , أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Apabila Anak Adam mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, (yaitu) Sedekah yang terus mengalir, Ilmu yang bermanfaat, atau Anak sholeh yang mendoakannya.”

Begitupun saudara kita Aswan “Oppo” Lanusu, semua amalnya telah terputus sejak 29 Oktober kemarin kecuali tiga perkara tersebut di atas, lantas apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai saudaranya?
Sedekah yang terus mengalir sudah menjadi urusan beliau dan semoga Allah SWT memperhitungkan amalannya, juga ilmu yang bermanfaat semoga orang-orang yang telah diberi ilmu oleh saudara kita “Oppo” mengamalkan ilmu itu dengan sebaik-baiknya, dan yang ketiga di sinilah kita sebagai saudaranya bisa membantu beliau sebagai wujud kecintaan kita kepadanya.
Aswan “Oppo” Lanusu kita tahu memiliki dua orang putri yang masih kecil, bantulah mereka agar bisa menjadi anak yang sholeha yang akan mendoakan Bapaknya atau Ibunya kelak karena hanya doa merekalah yang menjadi amalan yang tidak terputus kepada orang tuanya,  doa dari anak yang sholeh atau sholeha. Jika tidak dengan materi, bantulah dengan cara mendoakan mereka (anak-anaknya) agar menjadi anak-anak yang sholeha.

Saudara-saudaraku di KPJ Makassar

Jika kita mengaku sebagai hamba Allah SWT dan mengaku sebagai umat Muhammad SAW, maka sepantasnyalah bagi kita untuk mempelajari apa yang datang dari Allah SWT dan Rasul-Nya, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang dicintai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya dan mana yang dibenci, dengan begitu kita tentu akan lebih siap untuk menghadapi apa yang namanya kematian, termasuk mempersiapkan tiga hal ini :
          1.      Sedekah yang terus mengalir
          2.      Ilmu yang bermanfaat
          3.      Anak-anak sholeh yang mendoakan kita
Sudahkah kita memiliki semua itu? Jika belum marilah kita persiapkan mulai dari sekarang.

Sebelum saya akhiri, saya ingin mengingatkan kepada diri saya pribadi dan kepada saudara-saudaraku sekalian akan sebuah ayat pendek, dimana ayat ini hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW pada khutbah atau ceramah Beliau.

 “Janganlah sekali-kali engkau mati kecuali dalam keadaan Muslim”

Kata “Muslim” diatas dalam bahasa arab adalah “Muslimuun” ini adalah kata sifat, karena itu jika ingin selamat maka sholatlah dan jadikan sholat sebagai sifatmu, puasalah dan jadikan puasa sebagai sifatmu, Zakat dan sedekahlah dan jadikan dia sebagai sifatmu, Haji dan jadikan haji sebagai sifatmu, dan Shahadatlah dan jadikan shahadat sebagai sifatmu.

Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
Jika ada benarnya maka itu datangnya dari Allah SWT, dan jika salah maka tak lain semua itu karena kelemahan dan kejahilan saya pribadi.
Subhanakallahumma Wabihamdik Ashaduallahilahailla anta Astaghfiruka wa’atubu ilaik.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Maros, 1 Nopember 2012

0 comments:

Post a Comment