Duka menyelimuti KPJ Makassar, seorang
teman, sahabat, bahkan saudara kami Aswan “Oppo” Lanusu telah mendahului kita
berpulang ke-Rahmatullah, pada tanggal 29 Oktober 2012 yang dengannya Allah SWT
kembali mengingatkan kita akan firman-Nya :
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian”
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan yang namanya kematian”
dan memang sudah sepantasnyalah jika
kita mengambil pelajaran dari peristiwa ini, paling tidak kita kembali
mengingat bahwa kita pun akan berpulang kepada-Nya.
Saudara-saudaraku di KPJ Makassar
Hal terpenting yang mesti kita lakukan
adalah mempersiapkan diri kita untuk menghadapi yang namanya kematian itu,
yakni dengan memurnikan ibadah kita hanya kepada Allah SWT, dengan didasari
cinta kepada-Nya, mengharap apa yang ada di sisi-Nya, serta tunduk dan takut
akan kekuasaan dan kemurkaan-Nya. Untuk itu pada kesempatan kali ini saya ingin
mengajak kepada diri saya pribadi dan juga kepada saudara-saudaraku di KPJ
Makassar, marilah kita mengoreksi amalan-amalan kita selama ini, sudah cukupkah
untuk menghadapi pertanggungjawaban di akhirat? dan marilah kita fokuskan
kepada satu amalan yang sangat agung yaitu sholat (lima waktu). Bagaimanakah
sholat kita? Sudah benarkah seperti yang Rasulullah SAW tuntunkan? Masihkah
kita sering meninggalkannya?
Rasulullah SAW bersabda :
أَوَّلُ مَايُحَاسَبُ
بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَلاَتُهُ
“Yang
pertama kali dihisab dari diri seorang hamba pada hari kiamat nanti adalah
shalatnya”
Jika shalat kita baik maka baiklah
seluruh amalan-amalan kita yang lain, karena berdasarkan firman Allah SWT :
“sungguh shalat itu mencegah dari perbuatan
keji dan mungkar”
Bahkan sholat juga adalah penghapus
dosa-dosa kita sebagaimana gugurnya kotoran dari tubuh seseorang yang mandi
lima kali dalam sehari.
مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ كَمَثَلِ نَهْرِ جَارٍ غَمْرٍ عَلَى
بَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ
“Perumpamaan
sholat lima waktu itu seperti sebuah sungai yang mengalir banyak (melimpah
airnya) di dekat pintu rumah salah seorang di antara kalian, ia mandi dari air
sungai itu setiap harinya lima kali”
Saudara-saudaraku di KPJ Makassar
Selain dari amalan-amalan yang wajib
seperti sholat, puasa, zakat dan lainnya, Islam juga mengajarkan kepada kita
melalui Al-Qur’an dan Sunnah akan pentingnya menjaga hubungan sesama makhluk
terlebih lagi hubungan dengan sesama manusia. Islam telah menentukan hak
seorang muslim terhadap muslim lainnya :
1.
Ucapkan salam
bila berjumpa
2.
Bila dia
memanggilmu maka jawablah
3.
Bila meminta
nasihat maka nasihatilah
4.
Bila dia bersin
doakanlah
5.
Jika dia sakit
tengoklah
6.
Jika dia mati
antarkanlah
Islam adalah agama sempurna yang
mengatur segalanya dengan aturan yang sempurna, bahkan kesempurnaan Islam
bukanlah berasal dari pengakuan dan pandangan manusia tetapi Islam
disempurnakan oleh yang Maha Sempurna, yang Maha Agung, yang tidak ada satupun
di dunia ini yang setara dengan Dia, Pemilik dan Penguasa seluruh jagad raya,
Allah SWT dalam sebuah ayat yang sangat mulia, yang diturunkan pada Haji Wada’
(Haji Terakhir) Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman :
“Pada
hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu Agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
Ayat ini menjadi dalil akan terlarangnya
kita mengada-adakan perkara di luar dari ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah SAW, dan hal itu diperkuat dengan adanya hadits Nabi SAW yang
mengatakan :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ
بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةِ نَبِيِّهِ
“Saya
telah meninggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama
berpegang teguh kepada keduanya : Kitabullah dan dan Sunnah Nabi-Nya.”
Dan banyak lagi hadits yang menegaskan
akan terlarangnya mengada-adakan perkara baru dalam agama.
Saudara-saudaraku di KPJ Makassar
Kepergian saudara kita Aswan “Oppo”
Lanusu benar-benar sangat mengiris hati, bagaimana tidak teman yang hampir
setiap saat bersama kita, beribu cerita telah terukir bersamanya, baik itu suka
ataupun duka, kita bukan lagi sekedar teman biasa tapi kita sudah seperti
saudara bahkan lebih dari itu, tapi kini beliau telah tiada, rasa kehilangan
yang amat sangat terasa di dada kita semua, Aswan “Oppo” Lanusu, Semoga Allah
SWT merahmatinya.
Kita semua sayang dan cinta pada saudara
kita, karena itu sudah sepantasnyalah kita mengungkapkan rasa itu dan berharap
saudara kita Aswan “Oppo” Lanusu pun tahu akan rasa sayang dan cinta kita kepadanya.
Namun yang penting untuk kita perhatikan ungkapkanlah rasa itu dengan benar,
yakni sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, sesuai tuntunan Islam yang
sempurna.
Saudara-Saudaraku di KPJ Makassar
Al-Qur’an dan Sunnah tidak pernah
mengajarkan kita untuk membuat perayaan di hari ke-3, ke-7, atau ke-40 setelah
kepergian saudara-saudara kita yang muslim. Bahkan hal itu juga tidak pernah
dicontohkan oleh manusia-manusia terbaik yang diakui oleh Rasulullah SAW dalam
sabdanya :
خَيْرُنَّسِ قَرْنِي , ثُمَّ الَّذِ ينَ يَلُوْنَهُمْ , ثُمَّ الَّذِ
ينَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik
Manusia adalah Generasiku, kemudian setelahnya, kemudian setelahnya”
Yang dimaksud “generasiku” adalah para
Sahabat yang hidup bersama Nabi SAW dan meninggal dalam keadaan beragama Islam,
kemudian setelahnya adalah murid-murid Sahabat yang di sebut Tabi’in, kemudian
setelahnya adalah murid-murid Tabi’in yang disebut Tabi’ut Tabi’in. Merekalah
manusia-manusia terbaik kata Rasulullah SAW, yang kecintaannya kepada Nabi SAW
sangatlah besar bahkan jauh lebih besar dibandingkan kecintaan kita kepada
Rasulullah SAW, namun bersamaan dengan itu tidak satu pun sejarah yang
menceritakan mereka mengungkapkan rasa cintanya kepada Nabi SAW dengan
mengadakan perayaan hari ke-3 dan seterusnya saat Rasulullah SAW wafat. Bahkan
sebuah perayaan besar umat Islam di Indonesia yang sudah menjadi tradisi
tahunan yakni merayakan Maulid (Hari Ulang Tahun) Nabi SAW sudah sangat jauh
menyimpang dari Al-Qur’an dan Sunnah ditambah lagi para Sahabat atau tiga generasi
terbaik juga tidak pernah melakukannya.
“Laukana Khairan Lasabaquuna Alaih”
Sekiranya amalan itu baik maka tentu
para sahabatlah yang akan melakukannya jauh sebelum kita.
Berhati-hatilah dengan ungkapan cinta
yang salah, yang sekiranya mengharapkan pahala dari Allah SWT justru malah mendapatkan
dosa yang ancamannya adalah neraka.
Saudara-saudaraku di KPJ Makassar
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمِ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ :
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ , أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ , أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ
لَهُ
“Apabila
Anak Adam mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, (yaitu) Sedekah
yang terus mengalir, Ilmu yang bermanfaat, atau Anak sholeh yang mendoakannya.”
Begitupun saudara kita Aswan “Oppo”
Lanusu, semua amalnya telah terputus sejak 29 Oktober kemarin kecuali tiga
perkara tersebut di atas, lantas apa yang sebaiknya kita lakukan sebagai
saudaranya?
Sedekah yang terus mengalir sudah
menjadi urusan beliau dan semoga Allah SWT memperhitungkan amalannya, juga ilmu
yang bermanfaat semoga orang-orang yang telah diberi ilmu oleh saudara kita
“Oppo” mengamalkan ilmu itu dengan sebaik-baiknya, dan yang ketiga di sinilah
kita sebagai saudaranya bisa membantu beliau sebagai wujud kecintaan kita
kepadanya.
Aswan “Oppo” Lanusu kita tahu memiliki dua
orang putri yang masih kecil, bantulah mereka agar bisa menjadi anak yang
sholeha yang akan mendoakan Bapaknya atau Ibunya kelak karena hanya doa merekalah
yang menjadi amalan yang tidak terputus kepada orang tuanya, doa dari anak yang sholeh atau sholeha. Jika
tidak dengan materi, bantulah dengan cara mendoakan mereka (anak-anaknya) agar
menjadi anak-anak yang sholeha.
Saudara-saudaraku di KPJ Makassar
Jika kita mengaku sebagai hamba Allah
SWT dan mengaku sebagai umat Muhammad SAW, maka sepantasnyalah bagi kita untuk
mempelajari apa yang datang dari Allah SWT dan Rasul-Nya, mana yang halal dan
mana yang haram, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang dicintai oleh
Allah SWT dan Rasul-Nya dan mana yang dibenci, dengan begitu kita tentu akan
lebih siap untuk menghadapi apa yang namanya kematian, termasuk mempersiapkan
tiga hal ini :
1.
Sedekah yang
terus mengalir
2.
Ilmu yang
bermanfaat
3.
Anak-anak sholeh
yang mendoakan kita
Sudahkah kita memiliki semua itu? Jika
belum marilah kita persiapkan mulai dari sekarang.
Sebelum saya akhiri, saya ingin
mengingatkan kepada diri saya pribadi dan kepada saudara-saudaraku sekalian
akan sebuah ayat pendek, dimana ayat ini hampir tidak pernah ditinggalkan oleh
Rasulullah SAW pada khutbah atau ceramah Beliau.
“Janganlah sekali-kali engkau mati kecuali
dalam keadaan Muslim”
Kata “Muslim” diatas dalam bahasa arab
adalah “Muslimuun” ini adalah kata sifat, karena itu jika ingin selamat maka
sholatlah dan jadikan sholat sebagai sifatmu, puasalah dan jadikan puasa
sebagai sifatmu, Zakat dan sedekahlah dan jadikan dia sebagai sifatmu, Haji dan
jadikan haji sebagai sifatmu, dan Shahadatlah dan jadikan shahadat sebagai
sifatmu.
Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada
kata yang kurang berkenan.
Jika ada benarnya maka itu datangnya
dari Allah SWT, dan jika salah maka tak lain semua itu karena kelemahan dan
kejahilan saya pribadi.
Subhanakallahumma Wabihamdik
Ashaduallahilahailla anta Astaghfiruka wa’atubu ilaik.
Wassalamu’alaykum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Maros, 1 Nopember 2012
0 comments:
Post a Comment